"Terus siapa foundernya?"
Sebuah pertanyaan melayang cantik di grup whatsapp. Hening. Tak ada jawaban dan diskusi hangat seperti yang lalu-lalu dari kelima cewek ketjeh doyan rumpi. Entah siapa yang melempar pertanyaan itu. Pastinya dia butuh kepastian, mau dibawa calon komunitas ini jika memang benar akan disahkan. Nggak mau kalah sama sinetron-sinetron ngehits donk ya. Bahwa cinta yang katanya juga butuh kepastian *eh :p
Apakah keputusan siapa yang menjadi "founder" bisa diputuskan dalam waktu sehari dua hari?
Enggak, Bo'!
Kami berlima kembali vakum. Mungkin boleh dibilang semedi. Berdiskusi dengan diri sendiri. Saya yakin diantara kami berlima ingin melengkapi satu sama lain. Ibarat membangun rumah, kami ingin bergotong royong membuat pondasi terbaik terlebih dahulu. Pondasi terbaik itu tentu membutuhkan material-material pilihan. Memilih material terbaik juga tak semudah asal masuk toko bangunan. Butuh survey dari toko ke toko. Butuh kesabaran membandingkan harga. Butuh waktu mengecek kualitas material tersebut.
Di saat kami berlima memilih situasi "vakum", saya disadarkan tentang satu hal.
Ego.
Diantara kami berlima tak ingin saling menunjuk. Bukankah ketika menunjuk seseorang keempat jari kita justru berbalik pada diri sendiri? Di titik inilah saya tahu bahwa kami semua menekan ego masing-masing. Tidak ingin saling tunjuk untuk menentukan diri siapa yang paling menonjol. Tidak ingin saling tunjuk untuk tahu salah satu diantara kami pantas menyandang sebutan "founder".
Apa jadinya jika diantara kami berlima tidak mampu menekan ego masing-masing?
"Kita berlima jadi founder semua, ya. Nggak ada co-founder. Gimana kalau adanya ketua, sekretaris, bendahara, dan humas?"
![]() |
Founder Gandjel Rel (kiri ke kanan) : Dedew, Uniek, Taro, Rahmi, Wuri |
Ide briliant ini entah datang dari siapa. Lupa lagi. Hihi. Mungkin dapat ilham dari atas genteng. Setelah sempat vakum, akhirnya ada jalan terbaik untuk calon komunitas yang tengah digodok. Dan...jreng...jreng...jreng...lahirlah susunan kepengurusannya :
Ketua : Rahmi Aziza
Sekretaris : Wuri Nugraeni
Bendahara : Lestari
Media dan public relations : Dewi Rieka
Koordinator event dan blog : Uniek Kaswarganti
Sebelum vakum soal siapa foundernya, kami juga berdebat sengit tentang "nama" calon komunitas ini. Secara ya kami tuh pengen namanya beda dengan yang lain, mudah diingat, singkat, melekat di hati setiap orang yang menyebut, tapi khas Semarang. Bingung nggak? Kalau enggak bingung berarti hebat. Kami aja debat kusir berhari-hari hanya soal menentukan "nama". Secara ya, ibukota Jawa Tengah yang berhawa panas, tapi hati penghuninya berhati sejuk ini memiliki banyak keunikan. Dimana kesemuanya memang menjadi ciri khas kota Semarang. Bingung kan? Kan? Kan?
Gandjel Rel
Nama penganan atau kue berwarna coklat yang cocok dinikmati bersama secangkir teh menjadi pilihan kami. Kue bertekstur keras dan "seret" saat ditelan memang makanan khas Semarang. Tak banyak orang yang mengetahuinya, apalagi orang luar Semarang. Hingga saat disebut kata "gandjel rel" yang terlintas dalam benak mereka adalah "bantalan rel kereta api". Hahaha. Tak mengapa ya jika diingat seperti bantalan rel kereta api, anggap saja sebagai doa kelak komunitas ini akan tumbuh kuat dan mengakar. Mampu mengular bersama membernya seperti deretan gerbong kereta api. Namun ada harapan lain untuk nama yang lahir dari sebuah kue khas Semarang. Salah satunya menjadi tempat yang manis dan hangat untuk bercengkrama bagi para member. Sehangat dan senikmat kue gandjel rel yang dinikmati bersama sahabat dan orang-orang terkasih.
Berbulan-bulan kami berdiskusi panjang lebar. Menggodok dan mengolah aneka pendapat dari lima kepala. Hingga akhirnya 22 Februari 2015 lalu ditetapkan sebagai hari lahir Blogger Gandjel Rel :) *background lagu jaranan* Sebuah komunitas untuk para blogger perempuan wilayah Semarang tanpa memandang status. Cewek single boleh gabung, emak-emak berbuntut lima juga boleh, cuma buat cowok dilarang walaupun sudah berkostum gamis :D
Gandjel Rel, Komunitas Berbalut Cita Rasa Kue Tradisional
Apa yang didapat selama 365 hari bersama Gandjel Rel?
Sangat setuju jika ada yang menyebutkan bahwa belajar tak pernah mengenal usia, waktu dan tempat. Kembali mengangguk setuju jika ada yang berkata bahwa universitas kehidupan adalah tempat belajar terbaik. Hari demi hari berlalu dengan aneka dinamika. Sungguh sebuah kebohongan jika diantara kami berlima tak pernah hilang kesabaran. Apalagi kami memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Walaupun telah kenal lama dan sering bercengkrama di komunitas kepenulisan yang sama, tetap saja dinamika itu hadir di tengah-tengah kami. Kami berusaha menerima dan memahami satu sama lain. Memaklumi kelakuan-kelakuan yang terkadang bikin geli, jengkel, gemas, marah hingga nangis.
"Nder, apapun yang terjadi, entah pahit atau manis, kita harus tetap satu, ya. Saling mengingatkan satu sama lain. Tegurlah jika ada yang salah diantara kita. Jangan pernah ada yang ditutup-tutupi"
Entah siapa lagi yang melontarkan kalimat tersebut. Sekali lagi saya lupa. Hehehe. Bagi saya kalimat tersebut sebagai komitmen bahwa kami memiliki satu niat dan tujuan yang sama. Tanpa memandang tetek bengek embel-embel yang ada pada diri kami berlima.
Diskusi berbulan-bulan juga "memaksa" kami untuk menyamakan mindset. Benarkah kami siap membangun komunitas di kota kecil ini? Sanggupkah kami mengawal tumbuh kembangnya? Kami berlima mempunyai ritme kesibukan yang berbeda-beda. Tetapi tungku semangat harus terus dinyalakan agar tak pernah alpa akan apa yang telah kami mulai.
Sebagai bungsu alias cewek termuda diantara lima founder, sayalah yang masih menyandang status paling galau dan baper. Hahaha. Kadang saya merasa kecil diantara mereka. Kadang saya merasa diri ini tak ada apa-apanya. Nggak kalah sering rasa minder datang tanpa permisi saat melihat kiprah keempat founder lain. Pernah tersebersit satu pertanyaan apakah pantas saya berjajar dengan status founder diantara mereka?
365 hari yang menggiring saya pada sebuah jawaban :
Saya harus terus belajar dan tak pernah patah arang.
Sehari-hari menyandang gelar "mbak kantoran" memang menjadi tantangan tersendiri. Apalagi gelar "mbak kantoran" tersebut sudah tersemat bertahun-tahun sebelum kenal dunia blogging. Mau tidak mau, suka tidak suka, saya dituntut untuk mengatur waktu sedemikian rupa. Mana waktu untuk "mbak kantoran", ngeblog, komunitas, kegiatan luar dan me time. Keempat founder inilah tempat saya diam-diam belajar tentang manajemen waktu. Mereka banyak memberi contoh tanpa harus mengeluarkan banyak kata. Jika kata-kata keluar berarti ada sesuatu yang memang wajib diingatkan.
Matur nuwun untuk 365 hari kebersamaan kita ya, Nder. Semoga hari yang akan kita lalui menjadi waktu terbaik untuk menempa diri.
Hari yang telah terlewati bersama Gandjel Rel memang belum sempurna. Ada banyak kekurangan di sana sini. Masih banyak yang harus kami perbaiki dan pelajari. Banyak harapan yang masih harus kami kejar. Juga mimpi-mimpi yang terus kami bangun.
Seiring bertambahnya usia semoga setiap member Gandjel Rel terus berkarya hingga nanti. Setidaknya berani mengambil bagian untuk berbagi sekecil apapun itu. Bukankah setiap orang memiliki kiprah masing-masing di setiap bidang yang digeluti? Member Gandjel Rel mengambil kiprah di dunia blogging. Menebarkan sedikit demi sedikit ilmu, informasi, yang bermanfaat untuk orang lain. Menularkan semangat dan manfaat bagi kota tercinta. Menjadi tempat yang nyaman untuk berbagi cerita. Menjalin silaturahmi dan kekeluargaan yang manis dan menyenangkan. Memberi ruang untuk menuangkan uneg-uneg di hati agar plong.
Seperti tagline yang diusung "Ngeblog Ben Rak Ngganjel"
SELAMAT ULANG TAHUN YANG PERTAMA KOMUNITAS BLOGGER GANDJEL REL
Semarang, 22 Februari 2016
Salam dari founder terunyu
@tarie_tarr
Aiiihh Taroooo love youuuuu.... yuk kita belajar terus bersama. Mbak ngamplas ini kan juga pengin terus meng-upgrade diri bersama keluarga besar Gandjel Rel :*
BalasHapusLove you toooooooooooooo :*
HapusMakasih banyak ya, Mak. Ketjup beneran ah :
Mari semangat belajar :)
Mbak2 founders Gandjel Rel yang cantik2 & kreatif abiiis... Terima kasih sudah diajak bergabung di komunitas ini, meskipun saat ini tdk tinggal di Semarang, namun selalu merasa terkait dg Semarang..hehe.. Semoga di masa mendatang aku bisa lbh aktif lagi di GR ini
BalasHapusSelamat ultah pertama GR.. semoga makin tumbuh & berkembang, dan terus menginspirasi utk terus Ngeblog Ben Rak Ngganjel.. Bravo, GR!!
Aamiin. Terima kasih sudah mau bergabung dengan GR, ya, Mbak. Semoga memberi manfaat :)
HapusSaling membantu yak :)
Selamat yooooo... Moga tambah sukses dg komunitasnya... aamiin.. ira
BalasHapusAamiin. Matur nuwun, Mbak Ira :)
HapusWaah seru sejarahnya Gandjel Rel, jd ikut mengharu biru :)sukses selalu mbak Tari .. Sukses selalu Gandjel Rel
BalasHapusAamiin. Matur nuwun, Mbak Marita :)
HapusHehehe awas ikutan mewek loh :)
Selamat ultah buat kita semua, member dan founder blogger Gandjel Rel. Moga makin jaya, hangat dan manis dalam jalinan kasih pertemanan yang kadang melebihi sodara.
BalasHapusAamiin. Yuk kita jaga persaudaraan ini ya, Mbak Wati :)
HapusMakasih Taro sudah menggawangi komunitas kece ini bersama 4 emak kece laiinya. Makasih sudah menerimaku disiani :)
BalasHapusHalah aku mah rempahan rempeyek, Mbak :)
HapusTerima kasih juga sudah berkenan gabung ya :*
Aku bahagia bisa ditarik ke Gandjel Rel...buat ngganjel2...pintu
BalasHapusHalah..
Pokoknya bravo Gandjel Rel!!
Hahahaha dirimu mah bukan gandjelan donk ah. Kan arteesss :)
HapusBaru tahu kalo ada makanan dengan nama ini :D Tak pikir tadi macam ganjel kereta api gitu. Xixixi
BalasHapusSelamat milad buat komunitasnya. ^^
Matur nuwun mbak. Hehehe iyaa kalau yang nggak tahu pasti nganggepnya bantalan kereta api :D
HapusSeneeeeng bisa jadi bagian dari keluarga Gandjel Rel..apalagi foundernya baiiik banget, kita-kita jadi bisa ikutan banyak event. Love you fuuuul deh.. GRes
BalasHapusAlhamdulillah. Semoga memberi manfaat ya, Mbak :)
HapusTerima kasih sudah menerimaku jadi bagian dari keluarga GR yang kece ini :*
BalasHapusTerima kasih juga sudah berkenan gabung menjadi keluarga GR :)
HapusSemoga makin sukses, berkah dan manfaat. Aamiin
BalasHapusAamiin. Matur nuwun mba Dian :)
HapusAku baru tau lho itu nama kue. Padahal aku orang Pekalongan hahahah. Happy birthday yaaa
BalasHapusMakasih mbaaakk. Yuk dolan ke Semarang :)
HapusBarakallah Mba... Terimakasih para founder Gandjel Rel. :)
BalasHapusAamiin. Matur nuwun, Mbak :)
HapusSelamata Ultah Gandjel Rel ke 1, semoga tambah sukses. Salut buat para founder Gandjel Rel :)
BalasHapusMatur nuwun,. Mbak :)
HapusSelamat ultah Gandjel Rel. Moga terus bersinar ya.
BalasHapusMemang harus terus belajar ya mbak
Matur nuwun, Mas Febri :)
HapusHehehe iyaa betul wajib belajar. Nggak cuma sembilant tahun ya :)
Aku dong taro yang paling blogger kw diantara berlima, hahaha *digandoli arkaan. Makasih taro for everiting ya :* :* :*
BalasHapusPantes, makanya saya mikir2 apa hubungannya ama rel kereta api, hihi ternyata nama panganan tho. Besok kalo ke Semarang nyicip ah
BalasHapusselamat ultah ya Gandjel Rel, namanya unik bikin orang inget, salam hangat dari Asinan
BalasHapusbeweeeeee....
BalasHapusnjuk bingung arep ninggal komen opo.
tak niliki banyusing tak masak sik y..menowo balik e intuk wangsit..
mksh ya mbak sdh diperbolehkan ikut komunitas yang kece begete ini...semangat ya mbak tari
BalasHapusSemoga gandjel rel makin sukses.
BalasHapusSalam kenal ya.
Jadi pingin ngerasain kue gandjel rel khas Semarang :)