Banyak orang inspiratif di
sekitar saya. Tapi kali ini ijinkan saya menceritakan sesosok wanita tangguh.
Emak dari dua anak yang lucu nun menggemaskan. Namanya Dewi Rieka Kustiantari.
Biasa dipanggil “Dedew”. Penulis legendaris “Anak Kos Dodol The Series”.
Bermula dari ngefans,
sejak itulah saya penasaran. Gimana sih bentuk, eh sosok penulis kocak ini?
Alhamdulillah sekitar 2011 saya dikenalkan seorang teman dengan Mbak Dedew.
Oho, so pasti udah norak-norak bergembira ria donk. Namanya juga jumpa sama
penulis favorit. Haha. Nggak perlu diceritain deh, ntar pada muntah :D
Berawal dari sering
kopdar dan bareng ke mana-mana membuat kami akrab. Jangan ditanya kalau lagi
ngobrol. Mulai dari hal sepele sampai yang bikin jidat berkerut nggak luput
dari ketikan jempol imut ini. Terkadang saya sampai takjub dan nggak percaya
bahwa kami bisa ngobrol sebebas ini. Nggak ada batasan bahwa dia penulis senior
dan saya seseorang yang belajar menulis.
Mengapa saya menobatkan dia
sebagai sosok emak bagi saya? Yup. Obrolan ringan itu selalu penuh nasehat
tanpa nada “menasehati”. Dialah sosok yang mendukung sepenuhnya saya
mengumpulkan buku walau sedikit demi sedikit. Mengajarkan saya pentingnya
sebuah buku. “Buku itu investasi masa depan. Enggak akan rugi kalau kamu membelinya”.
Ini bukan dalam rangka saya dirayu buat ikut arisan loh.
Seringkali saya dicolek
buat ikutan investasi, mulai dari emas sampai tabungan jangka panjang. Dan yes,
saya terjerumus! Haha. Terjerumus ke hal yang baik nggak mengapa kan? Suatu
kali saat kami lagi galau pengen dolan dan udah membahas tetek bengek tiba-tiba
merembet ke investasi. Dan ada inbox masuk yang berbunyi “Taro, investasi dulu, baru
nabung buat traveling”
Sesederhana itulah
perhatiannya. Tanpa pernah berucap banyak. Saya mulai mengerti bagaimana
mendidik anak, berinvestasi, membagi waktu untuk bekerja serabutan. Kecintaannya
pada buku telah sukses menurun pada dua krucil, Alde dan Nai. Dua bocah yang
akan berkedip-kedip gembira saat diajak jalan ke toko buku atau pesta buku. Kemampuannya
membagi waktu sebagai pekerja serabutan udah nggak diragukan lagi. Saya terkadang
heran loh, di sela-sela nulis, masih sempat buka lapak online mulai dari buku
dan lain sebagainya. Saya pernah nyeletuk “Emak kebanyakan sampingan. Coba deh fokus
dulu ke naskahnya”. Jawabannya nggak perlu saya jabarkan. Semua cukup membuat
saya sadar. Mungkin jika saya berada di posisinya juga melakukan hal yang sama.
Emak pemimpi yang tak
pernah lelah merajut asa. Korwil kece yang selalu mensupport anggotanya di IIDN
Semarang tanpa pernah membedakan satu sama lain. Emak yang telah menjerumuskan
saya ke berbagai lubang kebaikan hingga sekarang. Emak doyan dolan. Soulmate menyusuri kota demi kota, pulau
ke pulau dan semoga bisa ke negara tetangga. Emak yang tak lelah untuk belajar,
apapun itu. Emak yang pernah berpesan kepada saya bahwa jika kita tekun dan bersungguh-sungguh akan selalu membuahkan hasil
walau tak seketika.
Emak, memang seharusnya saya
memanggilmu “kakak”. Tapi hari ini, ijinkan saya menobatkanmu sebagai emak. You’re a best mom for your family and me! Love
you always!
Huwaaaa...tulisanmu bikin speechless Tarooo...
BalasHapusDia emang emak kita ya, suka kasih nasihat tanpa terkesan menggurui :)
Yup! Setuju toh mbak Wati? :)
HapusSosok pemimpin terkece di jagat peradaban :)
and..i'm crying..thank you taro telah menemaniku di masa lapang dan sempit, mba watii and semua grup narsis..i heart you all..*jadi cengeng inii..sniff..sniff..
BalasHapusHugs hugs hugs...keep fighting, Emak. Aku akan selalu mendukungmu sepenuh hatiii ^_^
Hapushihi itu alde masih bayi yaaa..ya ampuuun...
BalasHapusIyak ini Alde jaman bayi. Sekarang udah kenal sama tantenyaa :)
HapusEmak yang "menjerumuskan" ke berbagai lubang kebaikan. Salut bangeeetttt...
BalasHapusAlhamdulillah. Tapi yang dijerumuskan agak bandel, Pak :)
Hapus