“Duh, biaya sekolah
sekarang kok mahal banget. Beda sama jamanku dulu”
“Harga rumah sekarang
gilaaaa! Diluar nalar manusia! Rumah imut kek rumah kurcaci gitu seharga 400
juta?”
“Pengen beli tanah
tapi harganya mencekik leher. Masak 5 juta semeter?”
“Fyuh, nikahan orang
sekarang ngabisin duit ya. Sewa gedung sekian puluh juta, belum dekorasi,
catering, souvenir, dan tetek bengek printilan lainnya. Kamu tuh, Tar, jangan
belanja mulu. Nabung buat nikah sana!”
Begitulah kira-kira curhat
colongan para emak-emak, pengantin baru dan calon pengantin kepada saya beberapa
waktu terakhir ini. Hmmm…curhatan mereka justru membuatku bertanya-tanya pada
diri sendiri, berapa biaya sekolah anak saya kelak ya? Kuat nggak ya kalau
besok-besok beli rumah? Sekarang masih bisa liburan, kalau besok udah
nikah ada dana buat liburan nggak ya?
Dalam kondisi “sadar” tanpa
paksaan dan berbekal keteguhan hati,
saya langsung ngintip celengan. Sudah seberapa banyak tabungan saya? Benarkah saya
sudah mempersiapkan masa pensiun dengan baik? Yah, walaupun kelak saya dapat
jatah uang pensiun tapi ngga ada salahnya kan kalau punya tabungan buat
plesiran?
Berkesempatan
mengikuti talkshow tentang investasi dari Reksa Dana Manulife di Citraland
tanggal 02 November lalu, membuat mata saya melek seketika. Penjelasan demi
penjelasan dari Head of Investment Specialist, Bapak Freddy Tedja, memberikan
pencerahan pada diriku yang masih-sering-kepincut-barang-barang-imut ini. Hati
saya bertekad, selesai
talkshow enggak ada kata belanja lagi. Stop! Sudah saatnya mikirin masa depan
*halah.
Pertama kali Pak
Freddy membuka sesi talkshow langsung mengajukan pertanyaan mematikan bagi
saya, entah kalau bagi yang lain sih. Skakmat! “Bapak Ibu di sini milih nabung
dulu apa belanja dulu?”
Glek!
Sebagai orang yang
terima duit gaji akhir bulan, jelas sejak 4 tahun lalu saya lebih sering
belanja dulu baru sisanya ditabung. Kecuali sedang ikut tabungan berjangka yang
dengan system auto debet. Kalau enggak, sering belanja memenuhi
kebutuhan bulanan dulu baru ditabung sisanya. Dan sekarang baru tersadar bahwa
kebiasaan itu telah kelewat batas. Huhu. Banyak barang numpuk yang enggak
kepake.
Dulu
saya pernah beranggapan bahwa menabung itu sudah lebih dari cukup buat masa
depan. Misal kalau butuh apa-apa bisa langsung nebok tabungan. Bagiku menabung
sudah sama dengan investasi. Toh sama-sama dipakai untuk jangka panjang. Eh, ternyata saya salah besar
sodara-sodara! Kita juga harus berinvestasi loh. Menabung dan berinvestasi itu dua
hal yang berbeda. Menabung
adalah di mana kita menyisihkan uang sementara untuk kegiatan transaksional. Sedangkan
investasi adalah menyisihkan uang untuk berpuluh tahun ke depan atau sering
disebut jangka panjang.
Pertanyaan selanjutnya, setelah tahu perbedaan antara menabung dan
investasi, apakah kita sudah sadar tentang pentingnya investasi?
Menurut ilmu yang didapat, ada tiga langkah untuk sadar investasi :
1. Insyaf.
Sebagai orang kantoran yang masih mengandalkan uang pensiun untuk
kebutuhan hari tua, belum terbersit sedikitpun untuk mengurangi pola hidup yang
sering kebablasan. Padahal semakin hari kebutuhan hidup semakin mahal.
2. Irit
Irit bukan berarti pelit. Irit juga bukan berarti mengeluarkan dana
minimal untuk hasil maksimal. Irit di sini lebih cenderung kepada bagaimana
memangkas antara keinginan dan kebutuhan. Jangan sampai keinginan bikin besar
pasak daripada tiang. Huaaaaa! Tingkat pergaulan, lingkungan dan gaya hidup
berpengaruh pada keiritan seseorang. Nggak enak menolak ajakan nongkrong dari
cafe ke cafe sering membuat tongpes sebelum sms banking berbunyi lagi. Huhuhu. So,
pastikan mana yang butuh dan mana yang hanya sekedar “ingin”.
3.
Invest
Nah, setelah bisa insyaf dan irit, tentunya ada dana nganggur yang bisa
dimanfaatkan. Daripada hanya disimpan dibawah bantal, lebih baik mulai belajar
diinvestasikan. Investasi fisik bisa berupa rumah, tanah, emas. Sedangkan saham,
obligasi, reksa dana termasuk investasi pasar modal. Setiap orang mempunyai tujuan berbeda dalam
hal berinvestasi, ada yang untuk menikah, liburan, pendidikan, dll. Sehingga ketika
berinvestasi harus disesuaikan dengan jenis kebutuhan dan waktu yang
diinginkan. Sekarang investasi pasar modal sudah menjadi trend di Indonesia. Berbagai
macam jenis investasi ditawarkan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Apa yang diperlukan untuk berinvestasi di pasar
modal?
-
Dana
Tanpa dana seseorang tidak bisa melakukan investasi. Besar kecilnya
dana yang disetor tergantung pada jenis investasi apa yang diambil.
-
Informasi dan pengetahuan pasar modal
Hal ini sangat penting untuk membantu seseorang jika menanamkan dana di
pasar modal. Kondisi politik dan ekonomi yang mempunyai andil besar terhadap fluktuasi
investasi seseorang. Update informasi .
-
Waktu
Di dalam pasar modal, setiap instrumennya berfluktuasi setiap saat,
sehingga harus meluangkan waktu untuk memantaunya. Jika tidak ingin lemes jika
kondisi politik ekonomi memburuk.
Banyaknya jenis investasi yang ditawarkan, seringkali membuat bingung. Harus
investasi ke mana ya? Investasinya dalam bentuk apa, ya? Bisakah berinvestasi dengan
harga murah dengan jaminan terbaik?
Manulife Asset Management menawarkan sebuah produk berupa Reksa Dana
Manulife. Salah satu produk yang mendukung betapa pentingnya investasi. Mengapa
disebut mendukung?
- Terjangkau
Reksa dana bisa dimulai dengan angka terendah yaitu 100 ribu rupiah. Murah,
kan? Kalau di mall uang segitu hanya dapat sendal diskon 70%. Nah, lho, milih
sendal apa reksa dana?
- Dikelola Ahli
Reksa dana dikelola oleh manajar investasi profesional dan
berpengalaman sebagai pemegang portofolio, serta bank Kustodian sebagai
pemegang dana. Keduanya berada pada pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investor hanya setor tanpa perlu memantau dan mengelola ivestasinya sendiri.
Bagaimana jika manajer investasi dan bank kustodian bangkrut? Tentu kita
nggak ingin dana investasi kita hangus begitu saja, bukan? Sebagaai pengawas,
OJK berhak mengganti manajer investasi dan menunjuk Bank Kustodian yang baru
untuk mengelola kembali/melanjutkan investasi yang telah dikelola. Sehingga tidak
akan ada kekhawatiran hilangnya dana yang telah disetor.
- Transparan
Mudahnya mengakses informasi akan memperccepat kita dalam melihat
laporan kinerja reksa dana dan nilai aktiva bersihnya. Laporan tersebut dibuat
dengan pengawasan OJK dan UU Pasar Modal.
Investasi adalah hal penting yang harus diprioritaskan. Jika menunggu
dan menunggu harga investasi akan semakin mahal. Semua akan sebanding dengan
harga kebutuhan hidup yang semakin membumbung. Begitu juga jika tidak
dipaksakan, kesadaran investasi juga tidak akan berjalan. So?
- Pay yourself first
Tentukan skala prioritas, mana yang kebutuhan dan keinginan. Balik kebiasaan
belanja baru nabung menjadi nabung baru belanja. Saat pertama kali memang
terasa sulit dan berat. Tapi jika konsisten dan teguh, hal tersebut akan
menjadi kebiasaan yang menyenangkan.
- Reguler
Investasi secara reguler, akan berdampak pada bedanya dana yang disetor
tiap bulan. Hanya saja portofolio investor tidak akan tereksposes dengan naik
turunnya pergerakan harga pasar. Investasi reguler sangat cocok untuk
mengembangkan aset dalam jangka panjang.
- Act Now!
Semakin lama menunda untuk berinvestasi, semakin besar pula dana yag
harus dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Fluktuasi ekonomi semakin
menuntut untuk mengeluarkan dana dalam jumlah besar dengan barang/kepuasan yang
diperoleh lebih sedikit.
- Disiplin
Terkadang banyak orang yang malas mengikuti program-program dengan
berbagai macam alasan. Salah satunya masalah waktu dan tingkat kesibukan. Padahal
sekarang sudah canggih, loh. Fasilitas auto debet menjadi pilihan favorit. Tanpa
kelupaan dan kerepotan, secara otomatis saldo kita akan berkurang. Praktis dan
nggak memakan waktu. Simpel kan?
Mendengar penuturan Pak Freddy, otak saya bekerja dengan cepat. Usia hampir
seperempat abad tapi persiapan masa pensiun belum maksimal. Tanpa pernah tahu
bagaimana kondisi perekonomian ke depan, sudah seharusnya saya merubah pola
pikir dan menerapkan 3i diatas. Hidup kita tergantung pada kemauan diri kita
sendiri, bukan pada orang lain. Masih nggak yakin untuk berinvestasi? J
hihihi dari dulu ta ajaaak reksadanaa :p ayo buruan bukaa..
BalasHapusHahaha kompornya kurang mleduk nih. Aku juga agak heran kenapa dikau tak nowel dakuw sekarang tentang inpestasi. Biasanya kan paling bawel sedunia jagat raya :D
Hapusinvestasi memang susah sekali dilakukan, keburu buat bayar utang,, hehehhe
BalasHapusHihihi. Nah berarti betul kata narasumbernya, investasi harus dipaksa.
Hapus