Judul
Buku : Momwriter’s Diary
Penulis : Dian Kristiani
Penerbit : PT Bhuana Ilmu Populer
Tahun
Terbit : 2014
Tebal
Buku : vi+142 Halaman
ISBN
10 : 10-602-249-618-7
ISBN
13 : 978-602-249-618-2
“Seorang ibu, apapun pekerjaan dan jabatannya di luaran,
tetaplah seorang ibu”
![]() |
Foto milik Octaviani |
Sebuah kalimat pamungkas
di bagian pembukaan buku ini yang makjleb
banget. Pada setuju dengan kalimat pamungkas itu, kan? Sosok Dian Kristiani,
yang dengan tegas menetapkan dirinya menjadi seorang penulis. Bukan penulis amatiran kek saya, tapi bagi beliau
penulis adalah profesinya. Ibu dua anak ini menyebut dirinya momwriter setelah resign dan memantapkan hati menjadi penulis. Sebuah profesi yang
bagi orang awam bertanya-tanya, apa itu penulis?
Pengalaman menjadi
orang kantoran selama bertahun-tahun, sekarang menjadi ibu rumah tangga, sering
ditanya macem-macem bagaimana bisa menjadi seorang penulis, membuat ibu dua
anak ini gerah. Momwriter’s diary
inilah yang menjadi jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan para fans.
Termasuk pertanyaan saya di dalamnya. Hihihi.
Buku ini mengupas
tuntas bagaimana suka dukanya menjadi seorang penulis. Jangan dikira penulis
itu enak, tinggal nulis, dimuat atau diterbitkan, dapat honor. Dibalik itu
semua, ada proses panjang yang terkadang membuat penulis atau calon penulis down. Yap, karena hidup itu
sawang
sinawang. Terkadang kalau lihat deretan
buku Dian Kristiani, mbatin gini “Keren
banget sih, lahiran mulu”. Tapi dibalik deretan buku itu, ada perjuangan dan
sikap pantang menyerah penulis kondang ini.
“Jalan sebagai penulis, selalu terbuka lebar untuk kita semua. Syaratnya cuma satu,
naskah yang bagus! (halaman 3)
Yup! Tak ada penerbit
atau editor yang mau menerima naskah acakadut. Lalu gimana biar naskah kita
cakep? Menurut para sesepuh, kita harus banyak latihan! Seperti pesan penulis
buku ini, “Menulis, menulis dan menulis
tapi ada hal tertentu yang harus dipelajari dan tidak bisa mengandalkan bakat
alam”
Selain kita
mengasah kemampuan menulis dengan terus berlatih, kita harus tahu teknik-teknik
kepenulisan. Ada hal-hal yang memang harus dipelajari. Bukan hanya otodidak atau sekadar dari latihan semata.
Saya pernah bilang
bahwa menulis itu untuk bersenang-senang, menyalurkan bakat, mengeluarkan
uneg-uneg. Tapi dari buku ini saya sadar bahwa dari menulis bisa menghasilkan
uang. Bahkan bisa menjadi pegangan hidup. Matre? Ah, enggak! Siapa sih yang
nggak pengen punya penghasilan di luar gaji bulanan? Kalau saya sih mau banget! Selain duitnya buat tabungan masa depan, kelak bisa jadi cerita anak cucu bahwa kita seorang penulis. Dari buku ini pula membuka
mata hati saya untuk terus berlatih, belajar tentang manajemen waktu, mengenal
editor, penerbit, kursus nulis, plagiasi, deadline, royalti dan tetek bengeknya
dunia kepenulisan.
Saya orang kantoran
yang belum bisa membagi waktu dengan baik. Terkadang lelah dan deadline kantor yang ketat menjadi
alasan tersendiri. Sebenarnya bukan nggak sempat tapi belum memperbaiki niat. Padahal
banyak penulis kondang yang notabene mereka orang kantoran. Tentu kerjaan
mereka sebelas dua belas dengan saya. Lha, sekarang kalau mereka bisa mengapa
saya enggak? Sekali lagi buku ini berhasil menyentil saya!
Dilengkapi dengan
21 komik tentang cerita keseharian Dian Kristiani sekeluarga, membuat buku ini
makin keren dan rugi kalau sampai nggak punya. Komiknya bikin ngakak guling-guling. Nggak rela rasanya
kalau cuma 21 komik, harusnya banyak lagi biar makin betah baca ini buku. Cover
dengan tekstur timbul dan perpaduan warna yang “pas” membuat buku ini makin
ciamik. Dari covernya sudah bisa ditebak gimana kerempongan khas emak-emak. Setiap
hari selalu seperti itu, mengerjakan urusan domestik yang nggak ada kata "selesai". Namun Dian Kristiani bisa membuktikan bahwa ibu rumah tangga
juga bisa menjadi penulis produktif. Seperti dikutip di halaman pembuka dan
topik terakhir dari buku ini bahwa “Every mom can be a writer”
Sebelum memantapkan
hati menjadi penulis atau menekuni sebua bidang, ada baiknya merenungi dua
kalimat keramat di bawah ini. Dua pertanyaan yang wajib diprint dan ditempel di
tembok dan direnungkan :
“Sudahkah kamu
punya niat dan tekad yang kuat?”
“Apakah kamu
punya rasa cinta yang mendalam di bidang ini?”
Selain tips dan
tetek bengek mengenai dunia penulisan, di buku ini juga ada rangkuman khusus
mengenai pertanyaan yang sering ditanyakan kepada penulis. Mulai dari urusan “niat”
pengen nulis sampai surat cinta penolakan naskah. Nggak cuma sampai segitu,
penulis masih memberikan bonus berupa alamat email beberapa majalah dan koran
serta jenis naskah yang biasanya dibutuhkan di majalah tersebut. Penasaran? Masih nggak pengen punya buku keren ini? Ah, pelit kebangetan!
Tak ada sesuatu di
dunia ini yang sempurna walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin. Begitu pula dengan
buku apik ini. Walaupun sudah dikemas dengan cover dan isi yang bernas, masih
ada beberapa yang mengganjal, diantaranya :
1. Kurang konsisten untuk kata “aku”. Ada paragraf yang
awalnya menggunakan kata “aku” tetapi ditengah-tengah atau akhir paragraf
berubah menjadi “saya” (halaman 29-30)
2. Tambahan bonus alamat email majalah dan koran terasa
janggal karena penjelasan mengenai bonus tersebut berada di halaman terakhir,
sedangkan di halaman sebelumnya ada tabel lanjutan dari daftar email majalah
dan koran.
3. Tidak ada daftar isi. Membuat buku ini terkesan ujug-ujug, langsung masuk ke inti buku setelah pembukaan.
Secara keseluruhan
buku ini apik dan bernas sekali. Wajib dimiliki para emak, embak yang ingin
jadi penulis! So, yakinkah kamu menjadi seorang penulis? Pertanyaan yang sama juga saya tujukan kepada diri sendiri. Dibalik bayang-bayang sebagai orang kantoran, tersimpan niat menjadi seorang momwriter. Atau kelak walaupun masih berstatus "orang kantoran" saya bisa jadi penulis sekondang Dian Kristiani. Siapa tahu? Aamiin! Apalagi penulis favoritku ini telah menuliskan kalimat keramat yang bikin semangat terus membara. Terima kasih sekali, Cece :) Bismillah! Yes! I'm ready to be a writer! ^___^
Mau tahu kalimat keramat apa yang dituliskan buatku? R-A-H-A-S-I-A!
Mau tahu kalimat keramat apa yang dituliskan buatku? R-A-H-A-S-I-A!
![]() |
Sahabat ke kantor. Uhuy! Kalau nggak bersemangat, tinggal buka tuh buku resep :) |
Bener banget, 21 komik masih kurang. Harus bikin lagi nih Ce Dian hihihiii...
BalasHapusAku malah kepikiran mengko ndadak ujug-ujug, gak ono angin, gak ono udan, kuwi komik wis terbit. hihihi
HapusSip.... ditunggu karya2 tulisnya, ya. ira
BalasHapusAh, malu sama Mbak Ira :(
HapusSering colak colek tapi belum juga bisa ngikutin jejaknya. Huhuhu. Makasih ya, Mbak, buat supportnya :*
Mantab!
BalasHapusJadi ingin memulai kembali hobi lama yang hampir punah dari diri ini.
Taro keren ulasan kamu. Salut deh!
Semangat! Bismillah mari kita kembangkan hobi yang telah ada. Syukur-syukur ditekuni dan jadi profesi :)
HapusAh, ulasannya mah abal-abal. Makasih ya udah mampir :)
Aku blom bacaaa, kudeeet...yup, nulis bisa jadi profesi...bisa bangeet :) penasaran dgn buku ini, mau beliii..
BalasHapus